ART OF WAR SUNTZU
Buku Art Of War
Suntzu adalah buku yang menarik, buku ini dari namanya memanglah bagaimana
strategi atau seni yang dilakukan saat dalam peperangan, namun pada
kenyataannya semua yang dijelaskan didalam buku tersebut adalah hal yang sangat
mendasar sehingga buku ini tidak hanya bisa memandu sebuah kemenangan
peperangan, namun juga bisa memandu segala jenis kemenangan bahkan untuk
kegiatan sehari hari sekalipun, kemenangan dalam melakukan bisnis, dalam
memertahankan kehidupan, merebut hati lawan jenis, dan bahkan menjadi seorang
komandan lapangan suatu kegiatan kaderisasi. Bagaimana mungkin buku peperangan
ini dapat memandunya…? Jika anda ingin tahu maka ikuti artikel berikut, cermati
isinya, jika anda memiliki tambahan ide dan komentar akan kritik dari artikel
berikut lakukanlah sehingga semakin banyak ilmu yang dapat dicerna dari buku
tersebut.
Pertama, Suntzu (nama orang) dalam buku tersebut
menjelaskan tentang hal hal yang perlu dilakukan dan dipersiapkan untuk meraih
sebuah kemenangan, bahkan Suntzu berpendapat bahwa “Persiapan yang matang,
adalah separuh dari kemenangan”. Sangat banyak ilmu yang didapat dari buku
setebal 160 halaman ini, namun akan saya paparkan beberapa hal yang menurut
saya sesuai dengan menjadi seorang komandan lapangan, terutama komandan lapangan
sebuah kegiatan kaderisasi, karena penulis sedang melakukan berbagai rangkaian
kegiatan mengenainya.
“Kenali musuhmu, kenali diri sendiri, maka kau bisa
berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah. Kenali langit dan Bumi maka
kemenanganmu akan lengkap.” Dalam kalimat yang telah penulis translate dari
buku Art Of War suntzu berikut
menjelaskan bahwa kita harus mengenali diri sendiri (pihak kita) seperti
banyaknya orang, kemampuan orang orangnya, tujuan kegiatannya, peran peran yang
dimiliki orang orangnya. Kemudian mengenali kutu (anggota kader) yang saat itu
adalah dianggap musuh, oleh karenanya apabila menjadi danlap hal yang pertama
kali dilakukan adalah mengetahui keadaan kutu dengan berbagai cara seperti
menanyakan informasi pada tim interaksi, bertanya pada kutu sendiri tentang
jumlah dan keadaan, hingga melakukan tes seperti cek spek untuk mengetes kebugaran
dan lainnya. Lalu maksud dari mengenali langit dan bumi maka saya berpendapat
bahwa arti dari kata tersebut adalah kita harus mengenali lingkungan kita
berada, seluruh jalur yang akan digunakan, bagaimana potensi dan ancamannya,
waktu diselenggarakannya kagiatan tersebut, dan juga pihak pihak yang terlibat
dalam kegiatan tersebut dan lakukan persiapan mengenai itu semua maka meraih
kemenangan akan menjadi pasti tanpa adanya gangguan.
Kemudian terdapat kalimat lain seperti “Sang Jenderal
adalah pelindung negara, ketika sang pelindung utuh maka utuh juga negaranya,
bila sang pelindung cacat tentu negaranya lemah.” Dari kalimat tersebut
penulis bependapat bahwa sosok danlap adalah sosok sang jendral yang berdiri di
depan kutu, menjadi sosok pertama yang kutu kenal mengenai organisasi maka bila
danlap dalah keadaan utuh atau dalam keadaan selalu siap, dalam keadaan selalu focus,
selalu tampil prima, dan bijaksana maka kesan akan organisasi atau himpunan akan
menjadi luar biasa sehingga dilarang terlihat cacat seperti panic, tergesa
gesa, tidak focus apalagi menunjukkan ketidak seriusan, maka walaupun hanya
danlap yang seperti itu, organisasi mendapat kesan yang buruk dan lemah.
“Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur dan
gunakanlah kekuatan luar biasa untuk meraih kemenangan.” Dari kalimat
berikut maka Suntzu tidak menyarankan untuk langsung tampil dalam keadaan
kekuatan penuh namun dalam keadaan biasa terlebih dulu, salah satu yang dapat diterapkan
pada danlap adalah seorang danlap disarankan tidak selalu menggunakan suara
dengan power tinggi terus menerus karena akan membuat kutu bosan dan tidak
mendengarkan, melainkan gunakan power biasa untuk berbicara, dan gunakan power
yang tinggi untuk mendapatkan perhatian, mendapatkan focus, mendapatkan
keseriusan, dan menghilangkan pikiran para kutu tentang hal diluar pembicaraan.
Dalam buku tersebut juga menjelaskan “Siapa yang
menduduki medan tempur dahulu, itulah yang menang.” Menurut penulis arti
dari menduduki medan tempur bukanlah hanya raga yang siap, melainkan jiwa dan focus
sudah berada pada lapangan dan melakukan persiapan terhadapnya maka akan menang
(mendapatkan kelancaran sesuai keinginannya). “kemenangan yang cepat adalah
kemenangan sesungguhnya” sang danlap dalam menjalankan kegiatannya harus
cepat dan tepat, tidak berbelit belit sehingga akan terlihat lebih kuat dan focus
sang kutu tidaklah hilang, langsung dapatkan dan pertahankan saat kutu tiba.
“Mengetahui kapan seseorang dapat bertempur dan tidak
adalah kemenangan.” Menurut penulis, seorang danlap harus tahu kapan tetap
menyerang dan tahu kapan harus mengendorkan pasukannya, misal ketika panitia
melakukan kesalahan maka jangan pernah terus menyerang kutu namun apresiasi
para kutu apabila mereka menemukan kesalahan kita dengan cara tertentu maka
akan mengikuti dan respect terhadap danlapnya karena menerapkan sistem pada
pihak kutu dan panitia sekaligus, bukan hanya merugikan kutu. “Atasan dan
bawahan yang menginginkan hasrat yang sama adalah kemenangan.” Yang artinya
seluruh panitia baik korlap, danlap, maupun panitia lapangan dan non lapangan
harus mempunyai satu pandangan dan tujuan yang sama terutama terkait kutu,
karena apabila tidak sang kutu akan merasa bingung dan akhirnya akan menyerang
kepanitiaan, dan saat itulah kepercayaan para kutu hilang atau kekalahan bagi
pemilik kegiatan kaderisasi.
“Militer yang menang sudah menang terlebih dahulu baru
bertempur. Militer yang kalah adalah yang bertempur dulu, baru mencari
kemenangan.” Menurut saya melihat kata kata yang tertulis pada art of war
Suntzu tersebut apabila seorang danlap ingin mencapai kemenangan (acara lancar,
tujuan tercapai) maka danlap dan seluruh panitia sudah memersiapkan semuanya
untuk mencapai kelancaran dan kemenangan bukan memersiapkan hal umum saja
melainkan sudah harus memersiapkan kemenangan atas kemungkinan terburuk di
lapangan.
Berikut tadi adalah tentang berbagai kata kata Suntzu
terkait persiapan, namun masih banyak hal yang dapat diambil dari buku Art of
War Suntzu seperti “Pertempuran kacau, tetapi tidak seorangpun tidak takluk
pada kekacauan. Kekacauan lahir dari keteraturan, kepengecutan lahir dari
keberanian, dan kelemahan lahir dari kekuatan. Kekacauan dan keteraturan adalah
soal menghitung, kepengecutan dan keberanian hanya soal fisik, kekuatan dan
kelemahan hanya soal bentuk” dari kalimat tersebut mengajarkan bahwa
seorang danlap yang nantinya mengatur segala kegiatan dilapangan harus memiliki
pandangan yang luas tidak hanya dari 1 sudut pandang yang normative, karena
kekuatan terkadang adalah kelemahan itu sendiri sehingga akan menjadi seorang
danlap yang paham dan peka.
Kemudian terdapat kalimat kalimat selanjutnya seperti “untuk
membuat musuh datang dengan kemauan sendiri tawarkan keuntungan, untuk mencegah
datangnya musuh lukai mereka. Demikianlah seorang dapat membuat musuh bekerja
keras sementara ia sendiri tenang, dan membuat musuh sendiri kelaparan
sementara ia sendiri kenyang” dari itu saya sendiri berpendapat bahwa
seorang danlap harus paham kapan memberikan luka (di hati maupun difisik) atau
memberikan keuntungan atau apresiasi karena begitu akan membuat kutu aktif,
bekerja keras, karena apabila hanya memberikan luka tanpa keuntungan hanya akan
meniimbulkan perlawanan dan kemalasan, dan apabila hanya memberikan keuntungan
hanya akan menimbulkan kemalasan dan ketidak seriusan serta ketidakwibawaan.
“Untuk menyerang dan merebutnya dengan pasti, seranlah
dimana mereka tidak bertahan.” Dari kalimat tersebut mampu mengajarkan saya
bahwa seranglah kutu dimana mereka tidak bertahan atau kutu mana yang kurang
siap untuk bertahan sehingga akan menimbulkan pertahanan semua kutu lebih
longgar. “Untuk bertahan dan tetap teguh bertahanlah ditempat mereka
menyerang” dengan begitu panitia akan dirasa sangat kuat dank utu akan percaya
bahwa panitia benar, bukan karena paksaan melainkan karena panitia tidak dapat
dirobohkan. “Demikianlah kalau seorang terampil menyerang, musuh tidak tahu
diman a ia harus bertahan dan kalau seorang pandai bertahan maka musuh tidak
tahu dimana ia harus menyerang ”
“Rencana rencana orang orang bijak pasti mencakup
keuntungan sehingga pelayannya dapat dipercayai dan mencakup bahaya sehingga
kesulitan dapat diatasi.” Kalimat tersebut mengajarkan perlunya persiapam untuk
menghadapi atau menjalankan suatu kegiatan. “adalah urusan seorang jendral
untuk tidak banyak bicara sehingga lebih banyak menyimak.” Seorang danlap akan
sebaiknya tidak terlalu banyak bicara, sehingga tidak terlalu banyak omong
kosong, namuan akan lebih baik jika menyimak dan memerhatikan tentangan
didepannya.
Dan dari banyak hal yang dapat diambil saya tertarik pada
kalimat berikut.
“Jendral yang baik akan mengikat
pasukannya dengan perbuatan. Jangan memerintah mereka dengan perbuatan. Ikatlah
mereka dengan bahaya, jangalan memerintah mereka dengan keuntungan. Persulitlah
mereka di tanah kepunahan, toh mereka tetap selamat. Tenggelamkan mereka di
tanah kematian, toh mereka tetap hidup. Orang banyak ditenggelamkan pada
bahaya, toh mereka dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan.”
Dan kalimat penutup berikut
“Jangan maju dengan angkuh. Cukup
dengan mengumpulkan kekuatan, mengamati musuh dan menyerangnya. Tetapi, kalau
seseorang tidak membuat rencana dan menganggap enteng musuh ia pasti tertangkap
musuhnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar