Sabtu, 21 Mei 2016

ART OF WAR SUNTZU

ART OF WAR SUNTZU

          Buku Art Of War Suntzu adalah buku yang menarik, buku ini dari namanya memanglah bagaimana strategi atau seni yang dilakukan saat dalam peperangan, namun pada kenyataannya semua yang dijelaskan didalam buku tersebut adalah hal yang sangat mendasar sehingga buku ini tidak hanya bisa memandu sebuah kemenangan peperangan, namun juga bisa memandu segala jenis kemenangan bahkan untuk kegiatan sehari hari sekalipun, kemenangan dalam melakukan bisnis, dalam memertahankan kehidupan, merebut hati lawan jenis, dan bahkan menjadi seorang komandan lapangan suatu kegiatan kaderisasi. Bagaimana mungkin buku peperangan ini dapat memandunya…? Jika anda ingin tahu maka ikuti artikel berikut, cermati isinya, jika anda memiliki tambahan ide dan komentar akan kritik dari artikel berikut lakukanlah sehingga semakin banyak ilmu yang dapat dicerna dari buku tersebut.
          Pertama, Suntzu (nama orang) dalam buku tersebut menjelaskan tentang hal hal yang perlu dilakukan dan dipersiapkan untuk meraih sebuah kemenangan, bahkan Suntzu berpendapat bahwa “Persiapan yang matang, adalah separuh dari kemenangan”. Sangat banyak ilmu yang didapat dari buku setebal 160 halaman ini, namun akan saya paparkan beberapa hal yang menurut saya sesuai dengan menjadi seorang komandan lapangan, terutama komandan lapangan sebuah kegiatan kaderisasi, karena penulis sedang melakukan berbagai rangkaian kegiatan mengenainya.
          “Kenali musuhmu, kenali diri sendiri, maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah. Kenali langit dan Bumi maka kemenanganmu akan lengkap.” Dalam kalimat yang telah penulis translate dari buku Art Of War suntzu berikut menjelaskan bahwa kita harus mengenali diri sendiri (pihak kita) seperti banyaknya orang, kemampuan orang orangnya, tujuan kegiatannya, peran peran yang dimiliki orang orangnya. Kemudian mengenali kutu (anggota kader) yang saat itu adalah dianggap musuh, oleh karenanya apabila menjadi danlap hal yang pertama kali dilakukan adalah mengetahui keadaan kutu dengan berbagai cara seperti menanyakan informasi pada tim interaksi, bertanya pada kutu sendiri tentang jumlah dan keadaan, hingga melakukan tes seperti cek spek untuk mengetes kebugaran dan lainnya. Lalu maksud dari mengenali langit dan bumi maka saya berpendapat bahwa arti dari kata tersebut adalah kita harus mengenali lingkungan kita berada, seluruh jalur yang akan digunakan, bagaimana potensi dan ancamannya, waktu diselenggarakannya kagiatan tersebut, dan juga pihak pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dan lakukan persiapan mengenai itu semua maka meraih kemenangan akan menjadi pasti tanpa adanya gangguan.
          Kemudian terdapat kalimat lain seperti “Sang Jenderal adalah pelindung negara, ketika sang pelindung utuh maka utuh juga negaranya, bila sang pelindung cacat tentu negaranya lemah.” Dari kalimat tersebut penulis bependapat bahwa sosok danlap adalah sosok sang jendral yang berdiri di depan kutu, menjadi sosok pertama yang kutu kenal mengenai organisasi maka bila danlap dalah keadaan utuh atau dalam keadaan selalu siap, dalam keadaan selalu focus, selalu tampil prima, dan bijaksana maka kesan akan organisasi atau himpunan akan menjadi luar biasa sehingga dilarang terlihat cacat seperti panic, tergesa gesa, tidak focus apalagi menunjukkan ketidak seriusan, maka walaupun hanya danlap yang seperti itu, organisasi mendapat kesan yang buruk dan lemah.
          “Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur dan gunakanlah kekuatan luar biasa untuk meraih kemenangan.” Dari kalimat berikut maka Suntzu tidak menyarankan untuk langsung tampil dalam keadaan kekuatan penuh namun dalam keadaan biasa terlebih dulu, salah satu yang dapat diterapkan pada danlap adalah seorang danlap disarankan tidak selalu menggunakan suara dengan power tinggi terus menerus karena akan membuat kutu bosan dan tidak mendengarkan, melainkan gunakan power biasa untuk berbicara, dan gunakan power yang tinggi untuk mendapatkan perhatian, mendapatkan focus, mendapatkan keseriusan, dan menghilangkan pikiran para kutu tentang hal diluar pembicaraan.
          Dalam buku tersebut juga menjelaskan “Siapa yang menduduki medan tempur dahulu, itulah yang menang.” Menurut penulis arti dari menduduki medan tempur bukanlah hanya raga yang siap, melainkan jiwa dan focus sudah berada pada lapangan dan melakukan persiapan terhadapnya maka akan menang (mendapatkan kelancaran sesuai keinginannya). “kemenangan yang cepat adalah kemenangan sesungguhnya” sang danlap dalam menjalankan kegiatannya harus cepat dan tepat, tidak berbelit belit sehingga akan terlihat lebih kuat dan focus sang kutu tidaklah hilang, langsung dapatkan dan pertahankan saat kutu tiba.
          “Mengetahui kapan seseorang dapat bertempur dan tidak adalah kemenangan.” Menurut penulis, seorang danlap harus tahu kapan tetap menyerang dan tahu kapan harus mengendorkan pasukannya, misal ketika panitia melakukan kesalahan maka jangan pernah terus menyerang kutu namun apresiasi para kutu apabila mereka menemukan kesalahan kita dengan cara tertentu maka akan mengikuti dan respect terhadap danlapnya karena menerapkan sistem pada pihak kutu dan panitia sekaligus, bukan hanya merugikan kutu. “Atasan dan bawahan yang menginginkan hasrat yang sama adalah kemenangan.” Yang artinya seluruh panitia baik korlap, danlap, maupun panitia lapangan dan non lapangan harus mempunyai satu pandangan dan tujuan yang sama terutama terkait kutu, karena apabila tidak sang kutu akan merasa bingung dan akhirnya akan menyerang kepanitiaan, dan saat itulah kepercayaan para kutu hilang atau kekalahan bagi pemilik kegiatan kaderisasi.
          “Militer yang menang sudah menang terlebih dahulu baru bertempur. Militer yang kalah adalah yang bertempur dulu, baru mencari kemenangan.” Menurut saya melihat kata kata yang tertulis pada art of war Suntzu tersebut apabila seorang danlap ingin mencapai kemenangan (acara lancar, tujuan tercapai) maka danlap dan seluruh panitia sudah memersiapkan semuanya untuk mencapai kelancaran dan kemenangan bukan memersiapkan hal umum saja melainkan sudah harus memersiapkan kemenangan atas kemungkinan terburuk di lapangan.
          Berikut tadi adalah tentang berbagai kata kata Suntzu terkait persiapan, namun masih banyak hal yang dapat diambil dari buku Art of War Suntzu seperti “Pertempuran kacau, tetapi tidak seorangpun tidak takluk pada kekacauan. Kekacauan lahir dari keteraturan, kepengecutan lahir dari keberanian, dan kelemahan lahir dari kekuatan. Kekacauan dan keteraturan adalah soal menghitung, kepengecutan dan keberanian hanya soal fisik, kekuatan dan kelemahan hanya soal bentuk” dari kalimat tersebut mengajarkan bahwa seorang danlap yang nantinya mengatur segala kegiatan dilapangan harus memiliki pandangan yang luas tidak hanya dari 1 sudut pandang yang normative, karena kekuatan terkadang adalah kelemahan itu sendiri sehingga akan menjadi seorang danlap yang paham dan peka.
          Kemudian terdapat kalimat kalimat selanjutnya seperti “untuk membuat musuh datang dengan kemauan sendiri tawarkan keuntungan, untuk mencegah datangnya musuh lukai mereka. Demikianlah seorang dapat membuat musuh bekerja keras sementara ia sendiri tenang, dan membuat musuh sendiri kelaparan sementara ia sendiri kenyang” dari itu saya sendiri berpendapat bahwa seorang danlap harus paham kapan memberikan luka (di hati maupun difisik) atau memberikan keuntungan atau apresiasi karena begitu akan membuat kutu aktif, bekerja keras, karena apabila hanya memberikan luka tanpa keuntungan hanya akan meniimbulkan perlawanan dan kemalasan, dan apabila hanya memberikan keuntungan hanya akan menimbulkan kemalasan dan ketidak seriusan serta ketidakwibawaan.
          “Untuk menyerang dan merebutnya dengan pasti, seranlah dimana mereka tidak bertahan.” Dari kalimat tersebut mampu mengajarkan saya bahwa seranglah kutu dimana mereka tidak bertahan atau kutu mana yang kurang siap untuk bertahan sehingga akan menimbulkan pertahanan semua kutu lebih longgar. “Untuk bertahan dan tetap teguh bertahanlah ditempat mereka menyerang” dengan begitu panitia akan dirasa sangat kuat dank utu akan percaya bahwa panitia benar, bukan karena paksaan melainkan karena panitia tidak dapat dirobohkan. “Demikianlah kalau seorang terampil menyerang, musuh tidak tahu diman a ia harus bertahan dan kalau seorang pandai bertahan maka musuh tidak tahu dimana ia harus menyerang
          “Rencana rencana orang orang bijak pasti mencakup keuntungan sehingga pelayannya dapat dipercayai dan mencakup bahaya sehingga kesulitan dapat diatasi.” Kalimat tersebut mengajarkan perlunya persiapam untuk menghadapi atau menjalankan suatu kegiatan. “adalah urusan seorang jendral untuk tidak banyak bicara sehingga lebih banyak menyimak.” Seorang danlap akan sebaiknya tidak terlalu banyak bicara, sehingga tidak terlalu banyak omong kosong, namuan akan lebih baik jika menyimak dan memerhatikan tentangan didepannya.
          Dan dari banyak hal yang dapat diambil saya tertarik pada kalimat berikut.
“Jendral yang baik akan mengikat pasukannya dengan perbuatan. Jangan memerintah mereka dengan perbuatan. Ikatlah mereka dengan bahaya, jangalan memerintah mereka dengan keuntungan. Persulitlah mereka di tanah kepunahan, toh mereka tetap selamat. Tenggelamkan mereka di tanah kematian, toh mereka tetap hidup. Orang banyak ditenggelamkan pada bahaya, toh mereka dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan.”
Dan kalimat penutup berikut

“Jangan maju dengan angkuh. Cukup dengan mengumpulkan kekuatan, mengamati musuh dan menyerangnya. Tetapi, kalau seseorang tidak membuat rencana dan menganggap enteng musuh ia pasti tertangkap musuhnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar